Tips Merawat Gigi Dan Gusi Agar Tetap Sehat

Merawat gigi dan gusi merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kondisi mulut yang tidak sehat dapat menjadi awal dari berbagai komplikasi penyakit seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, gangguan pernapasan, kanker payudara, gangguan kehamilan, dan berbagai penyakit kronis lainnya. Merawat organ mulut tidak harus memerlukan banyak waktu dan mengeluarkan biaya yang mahal. Cukup dengan menghindari konsumsi gula berlebih, rajin menggosok gigi, dan membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss) setiap hari merupakan dasar memiliki gigi dan gusi yang sehat.
Cara merawat gigi dan gusi
Image courtesy of Stockimages at freedigitalphotos.net

Selain itu, tidak merokok dan banyak minum air putih juga sangat bermanfaat terhadap kesehatan gigi dan gusi. Merokok dapat meningkatkan risiko berkembangnya penyakit gusi. Tembakau pada rokok dapat menghambat aliran darah ke gusi, sehingga membuat gusi kekurangan nutrisi, oksigen dan pada akhirnya rentan terhadap infeksi. Selain itu, rokok berdampak pada kerusakan lapisan tulang dan jaringan gigi.
Baca juga: Jaga Kesehatan Gigi Dengan Stroberi 

Fakta tentang gigi dan gusi

  • Gigi ditutupi dengan lapisan yang sangat keras, yaitu enamel. Enamel merupakan bagian paling terkuat pada tubuh manusia yang melindungi gigi, sangat rentan dengan asam dan penumpukan bakteri.
  • Plak merupakan suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak pada lapisan gigi.
  • Air liur yang terus membasahi gigi dan gusi, melindungi dari pembusukan dan pembengkakan.
  • Unsur utama penyusun gigi adalah mineral
  • Zat gula yang menempel pada gigi akan menjadi asam dan merusak enamel gigi.
  • Gigi berlubang atau karies (mengalami kerusakan), merupakan efek dari proses infeksi.
  • Kerusakan dini pada gigi dapat teratasi dengan remineralisasi alami.
  • Gigi berlubang adalah kerusakan kecil yang telah berkembang dan membentuk lubang pada gigi.
  • Gingivitis adalah radang yang terjadi pada gusi sebagai akibat dari infeksi bakteri. Hal ini menyebabkan gusi berdarah ketika gosok gigi.
  • Penggunaan tembakau merupakan salah satu faktor penyebab risiko yang paling signifikan terkait dengan penyakit gusi.
  • Sebagian orang secara genetik lebih rentan terhadap penyakit gusi akut dibanding dengan yang lainnya.
  • Mengunyah permen karet bebas gula setelah makan, secara signifikan dapat menurunkan risiko terbentuknya lubang pada gigi.
  • Dalam waktu 3-5 menit setelah terpapar zat gula, gigi mulai kehilangan mineral penyusunnya (Demineralize).
  • Seseorang yang menderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi, termasuk penyakit gusi.
Kerusakan gigi dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak, dan tingkat keparahannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Kerusakan gigi atau karies gigi merupakan penyakit jaringan keras gigi yang ditandai dengan adanya kerusakan pada jaringan keras gigi itu sendiri (lubang pada gigi). Kerusakan gigi dapat di sebabkan oleh paparan zat gula, kerentanan gigi, bakteri di mulut, kuantitas dan kualitas air liur, dan lamanya waktu gigi terkena zat gula.

Gigi karies dan kerusakan gigi, keduanya adalah masalah kesehatan yang paling umum dialami oleh hampir sebagian besar orang. Hal ini biasanya terjadi pada anak, remaja, bahkan orang dewasa yang lebih tua. Tapi siapapun saja yang memiliki gigi bisa berlubang, termasuk bayi.

Cara terbaik untuk merawat gigi dan gusi agar tetap sehat adalah dengan melakukan kebiasaan makan yang baik, rajin menggosok gigi, dan membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss) serta melakukan pemeriksaan gigi secara teratur.

Berlatih memiliki kebiasaan makan yang baik

Ada bukti kuat bahwa gula adalah merupakan salah satu faktor diet terpenting dalam mengatasi masalah pada gigi. Khususnya, frekuensi dalam mengkonsumsi zat gula menentukan keparahan atas kerusakan gigi.

Meskipun fermentasi dari karbohidrat antara lain seperti roti, biskuit, pisang, dan sereal sarapan tidak semata-mata menjadi penyebab utama kerusakan jaringan gigi, studi membuktikan bahwa konsumsi makanan pokok tepung dan buah segar dapat menyebabkan kerusakan dini pada gigi (karies).  Fluorida dapat mengurangi risiko karies, tetapi tidak menghilangkan karies gigi yang sudah terjadi.

Mengkonsumsi berbagai makanan yang kaya nutrisi serta menghindari makanan yang mengandung gula dan tepung sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.

Konsumsi gula dan permen harus dibatasi, karena bakteri di mulut membutuhkan gula untuk menghasilkan asam yang melemahkan enamel dan menyebabkan kerusakan pada unsur pembentuk gigi. Setiap kali anda membiarkan gigi anda terpapar gula berlebih, demineralisasi pada gigi mulai terjadi dan memakan waktu hingga satu jam untuk mulut kembali ke kondisi PH normal.

Buah dan sayuran seperti apel, pir, seledri, dan wortel merupakan makanan yang dapat meningkatkan produksi air liur, dan air liur sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi.

Anda bebas mengkonsumsi air putih sebanyak mungkin, tapi minuman berasa seperti soft drink dan jus buah harus dikonsumsi dengan hati-hati. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan gusi anda.

Kebanyakan soft drink mengandung asam fosfat, yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium. Jus buah mengandung gula akan menempel pada lapisan enamel gigi sebagai penyebab kerusakan gigi. Minum minuman seperti ini dapat menggunakan sedotan sehingga membantu meminimalisir waktu lamanya gigi terkena asam.

Mengunyah permen karet tanpa gula selama sepuluh menit setelah makan dan makan makanan ringan juga dapat membantu mengurangi kerusakan pada gigi. Dengan mengunyah permen karet, Air liur meningkat dan bermanfaat membunuh bakteri serta melindungi gigi. Makan keju yang masih dalam bentuk padat setelah makan camilan manis merupakan alternatif lain untuk perlindungan gigi anda.
Baca: Atasi Masalah Gigi dan Gusi dengan Jeruk Nipis, Daun Sirih, dan Lidah Buaya

Rajin menyikat gigi

Menyikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride setiap hari adalah tips terbaik untuk mengurangi pembentukan plak pada gigi. Sebaiknya menyikat gigi di lakukan selama dua menit, dua kali sehari. Menyikat gigi dengan teknik yang benar, efektif membersihkan gigi dan gusi. Gunakan sikat gigi yang lembut dan berbulu untuk mencegah kerusakan enamel pada gigi.

Saat menyikat gigi, sikatlah gigi dengan lembut. Posisi sikat gigi 45 derajat terhadap gusi dan Jangan terlalu keras saat menyikat. Menyikat gigi dengan keras akan menyebabkan gusi surut dan gigi menjadi sensitive.

Sikat gigi harus diganti setidaknya setiap tiga bulan sekali serta setelah mengalami sakit apapun. Hal ini untuk menghindari berbagai macam virus dan bakteri yang menempel pada sikat gigi.

Bersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss)

Sebagian orang tidak mengetahui kapan waktu terbaik menggunakan benang gigi. Padahal, penggunaan benang gigi pada waktu yang tepat berdampak besar bagi kesehatan gigi seseorang.

Membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss) setiap hari diperlukan untuk menghilangkan plak dan partikel makanan yang sikat gigi anda tidak dapat menjangkaunya. Hal ini sebaiknya dilakukan sebelum menyikat gigi agar partikel makanan tidak kembali menyelip ke gigi meski sudah berkumur.

Periksa gigi & bersihkan secara profesional

Menyikat gigi dan membersihkannya dengan benang gigi membantu menyingkirkan sebagian plak, tapi masih ada beberapa plak yang sulit untuk dihilangkan dan akan mengeras kemudian membentuk karang gigi.

Hanya profesional medis yang dapat membersihkan karang gigi yang menempel dan mengeras pada gigi. Plak dan karang gigi yang masih menempel tidak hanya akan menyebabkan kerusakan, tetapi juga akan menginfeksi gusi dan menyebabkan penyakit gusi yang lebih serius. Pada akhirnya proses penyakitpun berkembang, satu-satunya pengobatan adalah ekstraksi gigi.

Penyakit gigi dan gusi yang semakin parah dapat mempengaruhi kesehatan dan kinerja mulut serta organ tubuh lainnya. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat mengancam jiwa seseorang.

Penggunaan sinar-X secara berkala saat kunjungan ke dokter gigi berfungsi untuk mendeteksi kemungkinan pembusukan di rongga antara gigi dan geraham. Kunjungan ke dokter gigi juga berfungsi sebagai sarana edukasi; dokter gigi dapat memberi anda masukan bagaimana tips merawat dan menjaga kesehatan gigi sendiri dirumah.

Penyakit gigi dan gusi merupakan beban yang sangat mahal dan menghabiskan banyak waktu untuk mengobatinya. Penyakit ini memiliki dampak yang lebih serius terutama kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Perawatan yang tepat terhadap gigi dan gusi membutuhkan komitmen yang kuat dari diri sendiri. Melakukan diet sehat, konsisten dalam mejaga program kebersihan organ mulut, membersihkan gigi secara profesional dan teratur serta melakukan pemeriksaan gigi berkala akan menjaga gigi dan gusi anda tetap dalam bentuk yang sangat baik, hal ini membuat anda memiliki senyum yang sehat dan indah.

[Sumber: health.com]